SELAMAT MENYELAMI HATI

Rebah,rapuh,terbang,apung, apa saja...

kuingin segala itu hadir dan tidak sia-sia,

seperti hadirnya kita tanpa sua.



SELAMAT MENYELAMI HATI

Kamis, 26 Januari 2012

Menikahlah denganku..! #15HariNgeblogFF


Siang itu matahari terasa lebih terik dari biasanya. Tapi aku tak perduli. Aku masih setia menantimu di tempat biasa---tempat di mana kau akan menjemputku, kemudian bercumbu. Sudah hampir dua tahun kita bersama dan aku tak pernah bisa menerjemahkan  hubungan ini dengan kata-kata. Tubuh kita yang lebih banyak berbicara tentang surga yang dipenuhi bunga-bunga.

Kau datang lebih cepat dari yang kuduga. Membawa seikat bunga lili putih, kesukaanku. Rasanya kau begitu berbeda. Pertemuan di siang hari ini juga tak biasa. Karena kita terbiasa bertemu saat matahari tak lagi membentuk bayangan. Saat kelelawar mulai membentangkan sayap, mencari makan untuk bertahan hidup---seperti juga diriku.

“Sudah lamakah menunggu?” tanyamu manis, sambil memeluk pinggangku, hingga tubuh kita semakin mendekat. Bibirmu mencium keningku dengan lembut. Aku hanya tersenyum, lalu kita berjalan menuju ruangan---tempat biasa kita memadu kasih.

Cinta dan napsu hanya dipisahkan sebuah dinding tak kasat mata, yang tidak dapat lagi kubedakan saat ini. Tubuh kita berpacu bersama denyut jantung yang semakin kencang berdetak. Semakin lama makin menyatu hingga kita lelah dalam desah. Kau memeluk tubuhku yang bermandikan peluh. Napasmu terasa hangat di telingaku.

“Sudah berapa lama kita begini, sayang?” bisikmu tiba-tiba di memecah keheningan kita yang kelelahan.

“Hmmm…mungkin dua tahun, kenapa?” jawabku dengan sebuah pertanyaan lagi.

Ada ketakutan yang tiba-tiba hadir dalam relung hatiku dan kemudian menimbulkan tanda tanya yang bertubi-tubi di alam pikiranku. Apakah kamu mulai bosan? Apakah aku sudah tidak bisa memuaskanmu lagi?

Sepertinya kamu tau apa yang ada di dalam pikiranku. Kamu memelukku lebih erat, sangat erat hingga aku agak sulit bernapas. Bibirmu menempel di telingaku. Dan kau berbisik dengan mesra.

“Aku ingin memilikimu seutuhnya”

“Menikahlah denganku, Irina?” ucapmu pelan, seakan angin surga sedang berhembus lembut menyentuh tubuhku. Saat itu rasanya aku ingin memelukmu dan tak kulepaskan lagi. Sudah ribuan kali kata-kata itu hadir dalam mimpiku, dan entah berapa ribu kali kata-kata itu bermain-main dalam anganan inginku.

Tapi tidak, aku melepaskan diri dari pelukmu. Mengenakan kembali pakaianku yang tadi berserakan di lantai karena napsu yang memburu dan tak tertahankan lagi. Aku tersenyum padamu, menciummu lembut dari pinggir ranjang. Ciuman yang mungkin akan kau kenang.

“Sorry honey, it’s just to good to be truth, but thank you,” ucapku tenang.

“Aku hanya milikmu saat kau membayarku, ini sudah dua jam dan waktu kita sudah habis!” lanjutku lagi sambil menantimu memberikan uang bayaran atas jasaku memuaskanmu di atas ranjang.

Setitik bening, tergenang di ujung mata. Aku segera menghapusnya. Aku tak boleh jatuh cinta. Tidak, aku tidak bisa jatuh cinta kepadamu.

(AM)
 

2 komentar: