SELAMAT MENYELAMI HATI

Rebah,rapuh,terbang,apung, apa saja...

kuingin segala itu hadir dan tidak sia-sia,

seperti hadirnya kita tanpa sua.



SELAMAT MENYELAMI HATI

Minggu, 22 Januari 2012

Kepada Calon Suamiku (Kelak)

Dear calon suamiku,
    
    Apakabar kau, yang kelak menjadi suamiku? Tidak tahukah bahwa aku sangat merindukanmu? Sejak teman-temanku melepas masa lajang dan mulai beranak-pinak. Aku makin sering memikirkanmu. Kapankah kau datang untuk melamar? Di manakah dirimu berada saat ini? Tidakkah kau mencariku untuk mengambil kembali tulang rusukmu yang kusimpan selama ini?
    
    Aku memimpikan pertemuan kita nanti, di depan penghulu. Kau menyebut namaku dalam ikrar ijab, sehingga aku sah menjadi milikmu di depan Allah. Saat itu, pasti akan penuh keharuan. Ada airmata yang akan kuteteskan, airmata bahagia yang telah lama terpendam. Hari itu, kau dan aku akan duduk berdampingan dengan penuh senyuman. kita akan di saksikan para malaikat yang ikut mendoakan. 
     
    Aku tak pernah memimpikan pernikahan yang mewah, seperti di film-film atau di infotaiment. Aku ingin pernikahan sederhana seperti pernikahan Nabi Muhammad dengan Siti Aisyah. Yang terpenting bagiku menemukan imamku, yaitu kamu, dan kita berjalan bersama mencari surga. Tidakkah kau memimpikan hal yang sama?

Dear calon imamku,
     
    Sebelumnya, mari kuperkenalkan diriku agar kau bisa memahami aku. Dan nanti tuliskan surat padaku, untuk kau perkenalkan dirimu agar kita bisa saling memahami. Aku hanya gadis biasa yang banyak mimpi, meski mimpiku sangat sederhana. Aku bermimpi mempunyai rumah kecil di kaki gunung tempat aku dan keluarga kecilku menciptakan surga. Aku ingin menjadi petani strawberry dan beternak sapi. Aku tetap bisa menulis di hamparan sawah yang menjadi pemandangan saat aku membuka pintu rumah kita kelak. Anak-anak kita bisa bermain di sungai dan mencari ikan di empang. Kita jadi orang desa yang bebas dari polusi dan kemacetan ibukota.
    
    Aku sangat suka membaca dan menulis. Dan saat aku membaca atau menulis aku bisa jadi egois, kuharap kau bisa mengerti. Bukan aku tak perduli, aku hanya butuh sedikit waktu untuk berekspresi. Meski aku suka puisi, aku bukanlah orang yang romantis. Jadi jangan minta aku, untuk mengucapkan kata sayang padamu setiap waktu. Aku orangnya suka belajar, aku akan belajar menjadi istri yanga kau mau. Hanya, sedikitlah bersabar padaku.
     
    Apakah kau suka minuman yang manis? Sayangnya aku tidak. Tapi aku bisa membuatkan kau kopi dengan sedikit lebih manis. Dan dengan senang hati aku akan memasakan makanan yang kau suka, karena aku sangat suka masak. Aku terbiasa memasak dan membuat kue. Kita bisa memetik sayuran di depan rumah kita dan kemudian memasaknya bersama, bukankah itu lebih terasa romantis daripada sekedar ucapan kata "Aku cinta padamu," yang diucapkan berkali-kali tapi tanpa makna.

Dear calon pendampingku,
     
    Seperti apa dirimu nanti, kuharap kita bisa saling menerima dengan penuh keikhlasan. Aku tak berharap kau seganteng pemain sinetron atau sekaya pangeran dari negeri seberang. Aku hanya ingin kau  mempunyai hati yang baik dengan kemauan yang kuat. Kau begitu mencintai Allah sehingga kau juga akan mencintaiku karena Allah. Dengan cinta yang begitu indah aku tidak mengharapkan apapun selain ridho dariNya. Aku tidak mengharapkan kau sempurna, karena aku juga tidak sempurna. Sehingga kita bisa saling menyempurnakan. 
     
    Aku berdoa sayang, aku terus berdoa, saat itu akan segera tiba. Saat kau datang dan memintaku untuk menjadi teman hidupmu, pendampingmu dan ibu dari anak-anakmu. Aku berdoa dengan penuh keyakinan dan kesabaranku, bahwa kau akan datang di saat yang tepat, saat yang paling terindah. Karena semua itu akan indah pada waktunya. 

Untuk calon suamiku (kelak), semoga kita dipertemukan olehNya, seperti Adam dan Hawa di Jabal Rahmah...Amin.
                                     

                                   Dari Aku, 
                            

                            Calon Istrimu (kelak)
(AM) 
 

4 komentar: