daundaun telah melukiskan cinta
rumput tak lagi menyebarkan syair hidup
bahkan debu tak mengerti
kenapa jejakjejak itu selalu di situ
pohon pun gagal memahami hembusan angin
kukirim pesan lewat kata dan mata berbunga
menelusuri lantunan dinding jiwa
membuka rahasia rembulan dan cerita sinarnya
dapatkah kau tangkap biasnya di jelujur hati
sebelum sang fajar menyembunyikan di cakrawala pagi
sendiri,
menyendiri bersama perih
menarikan irama kesunyian di langit malam
bercerita pada hujan
tentang airmata dan tawa
karena rembulan hanya ingin berkata:
"hatiku bukan batu ataupun salju"
(...hanya masih menunggu)
(AM)
menunggu dan ditunggu..,hingga jawaban dari sang waktu yang berkata.
BalasHapusNamun..paling tidak cahaya indahnya disaat purnama tiba telah mulai memendar menguak indahnya sinaran; terang namun teduh dalam bulatan penuh dan sempurna apa adanya... nice poem !!
menunggu..tak sekedar indah...:)
BalasHapusSome...Nice comment...thank you so much yah sudah selalu hadir di sini....:)
BalasHapusYasmin bersinar...terima kasih sahabat untuk hadirnya selalu...semoga bisa menikmati goresan2 jiwa ini..:)
BalasHapus